Prabowo Setujui Tarik Rp200 T Uang di BI: Dorong Ekonomi 2025

Prabowo setujui tarik Rp200 T uang di BI
0 0
Read Time:3 Minute, 3 Second

Pendahuluan

advent1jkt.sch.id – Prabowo setujui tarik Rp200 T uang di BI menjadi langkah strategis pemerintah untuk menggerakkan roda ekonomi nasional. Presiden Prabowo Subianto menyetujui usulan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menarik sebagian dana pemerintah dari Bank Indonesia (BI) dan memindahkannya ke perbankan umum. Nilai Rp200 triliun ini hanya sebagian dari total Rp425 triliun yang mengendap di BI. Dengan demikian, kebijakan ini bertujuan mendorong likuiditas dan pertumbuhan kredit. Artikel ini mengulas latar belakang, skema pelaksanaan, dan dampak potensial terhadap perekonomian Indonesia.

Prabowo Setujui Tarik Rp200 T Uang di BI: Persetujuan dan Latar Belakang

Purbaya menyampaikan persetujuan Prabowo usai bertemu di Istana Kepresidenan pada 10 September 2025. “Sudah setuju (Prabowo ambil uang Rp200 triliun di BI untuk disimpan di perbankan),” ujarnya. Selain itu, dana ini berasal dari pungutan pajak dan sumber lain yang mengendap di BI, termasuk Sisa Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembayaran Anggaran (SiLPA). Untuk itu, Purbaya berargumen bahwa dana ini tidak optimal jika dibiarkan di BI, karena tidak bisa diakses perbankan untuk kredit masyarakat. Dengan kata lain, pemindahan dana ini menjadi instrumen fiskal untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-reshuffle kabinet. Kompas.com

Skema Penyaluran Dana ke Perbankan

Prabowo setujui tarik Rp200 T uang di BI dengan skema sederhana: dana disimpan sebagai deposito di bank umum. Bank diberi kebebasan mengelola dana tersebut, tetapi dilarang membeli Surat Utang Negara (SUN). “Penyalurannya terserah bank, tapi bukan untuk beli SUN. Uangnya betul-betul beredar di sistem ekonomi,” jelas Purbaya. Selanjutnya, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengonfirmasi bahwa penarikan Rp200 triliun sedang dijalankan. Oleh sebab itu, Purbaya meminta BI tidak menyerap kembali dana tersebut, agar bank sentral mendukung kebijakan fiskal Kemenkeu. Akibatnya, mekanisme pasar dipaksa bekerja untuk mendorong aktivitas ekonomi. CNN Indonesia

Manfaat bagi Perputaran Ekonomi

Purbaya yakin dana di perbankan tidak akan mengendap sia-sia. “Bank tidak akan mendiamkan uang itu karena ada biaya (cost). Mereka terpaksa cari return lebih tinggi,” tegasnya. Dengan demikian, bank akan mendorong pertumbuhan kredit untuk masyarakat dan usaha. Selain itu, kebijakan ini memaksa perbankan berpikir kreatif agar dapat return di atas biaya simpanan. Untuk itu, Purbaya sebut ini sebagai “senjata” untuk memicu mekanisme pasar. “Di situlah pertumbuhan kredit tumbuh, sehingga ekonomi bisa jalan,” tambahnya. Oleh karena itu, langkah ini diharapkan mempercepat perputaran uang di masyarakat, khususnya sektor riil. Detik.com

Konteks Rapat Kerja dengan DPR

Usulan ini pertama kali disampaikan Purbaya dalam rapat kerja (raker) perdana dengan Komisi XI DPR RI pada 10 September 2025. Ia menjelaskan bahwa Rp425 triliun mengendap di BI menghambat akses perbankan terhadap likuiditas. Selanjutnya, pemindahan dana ini dianggap lebih bermanfaat bagi masyarakat daripada disimpan di bank sentral. Dengan kata lain, kebijakan ini selaras dengan visi Prabowo untuk pertumbuhan ekonomi 8% melalui stimulus fiskal. Akibatnya, DPR diharapkan mendukung pelaksanaan agar tidak menimbulkan kontroversi seperti kenaikan PPN sebelumnya. Tribun News

Dampak Potensial dan Tantangan

Prabowo setujui tarik Rp200 T uang di BI berpotensi meningkatkan likuiditas perbankan dan mendorong kredit UMKM serta konsumsi masyarakat. Namun, tantangan muncul jika bank tetap memilih instrumen aman daripada kredit berisiko. Selain itu, BI mungkin khawatir atas dampak terhadap inflasi atau stabilitas moneter. Untuk itu, koordinasi antara Kemenkeu dan BI menjadi krusial. Dengan demikian, kebijakan ini bisa menjadi katalisator pertumbuhan jika dikelola baik. Oleh sebab itu, pengawasan ketat diperlukan agar dana benar-benar beredar ke sektor produktif.

Kesimpulan

Prabowo setujui tarik Rp200 T uang di BI menandai komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan dana negara guna dorong ekonomi. Skema deposito di perbankan tanpa beli SUN memastikan perputaran uang ke masyarakat. Dengan demikian, inisiatif Purbaya ini selaras dengan target pertumbuhan ambisius Prabowo. Selain itu, kolaborasi Kemenkeu-DPR-BI akan menentukan keberhasilan. Untuk itu, kebijakan ini berpotensi jadi legacy awal kabinet baru. Akibatnya, perekonomian Indonesia diharapkan lebih dinamis di akhir 2025.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %