advent1jkt.sch.id – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto memaparkan 12 rencana aksi untuk memajukan desa di hadapan Delegasi China Investment Association Overseas Investment Union (CIAOIU) di Jakarta, Kamis (18/9/2025). Digitalisasi Desa 2025 menjadi salah satu fokus utama, dengan peluang kerja sama Indonesia-China untuk mempercepat pembangunan desa. Oleh karena itu, artikel ini mengulas upaya Digitalisasi Desa 2025, kolaborasi dengan China, dan dampaknya bagi desa Indonesia.
Digitalisasi Desa 2025: Tantangan Pengawasan Dana Desa
Yandri Susanto menyoroti tantangan pengawasan dana desa sebesar Rp 680,68 triliun (2015-2025), karena 75.266 desa masih menggunakan sistem manual. “Pengawasan sulit karena Digitalisasi Desa 2025 belum maksimal,” ujar Yandri. Misalnya, banyak desa belum memiliki sistem digital untuk laporan keuangan. Dengan demikian, kerja sama dengan China di bidang teknologi digital menjadi solusi potensial. Kemendes PDT mengusulkan platform digital untuk transparansi dana desa. Lihat laporan di Detik.com.
12 Rencana Aksi Kemendes PDT
Selain Digitalisasi Desa 2025, Yandri memaparkan 12 rencana aksi, termasuk hilirisasi produk desa, pemuda pelopor desa, penguatan pengawasan dana desa, dan percepatan pembangunan daerah tertinggal. Sementara itu, rencana ini sejalan dengan Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yaitu membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Oleh karena itu, Digitalisasi Desa 2025 menjadi fondasi untuk efisiensi dan transparansi. Cek detail di Antaranews.com.
Kerja Sama Indonesia-China untuk Digitalisasi Desa
Yandri mengajak China berkolaborasi dalam Digitalisasi Desa 2025, memanfaatkan teknologi canggih Tiongkok. Misalnya, platform digital untuk pengelolaan dana desa dapat meningkatkan akuntabilitas. Selain itu, kerja sama hilirisasi akan mengubah bahan mentah desa menjadi produk jadi, meningkatkan kesejahteraan. Presiden CIAOIU Liu Xiongying menyambut baik peluang ini, menekankan hubungan diplomatik 75 tahun antara Indonesia dan China. Dengan demikian, kolaborasi ini diharapkan mempercepat pembangunan desa. Baca wawancara di Tribunnews.com.
Dampak Digitalisasi Desa 2025 bagi Indonesia
Sejak 2015, dana desa Rp 680,68 triliun telah menghasilkan 20.503 desa mandiri, 23.578 desa maju, dan mengurangi desa tertinggal menjadi 9.375. Sementara itu, Digitalisasi Desa 2025 akan mempercepat transformasi ini. Akibatnya, desa tertinggal terus menurun dengan kolaborasi domestik dan internasional. Misalnya, kunjungan delegasi China ke Desa Ciasem Baru (Subang) dan Desa Wargasara (Serang) akan mengevaluasi potensi teknologi digital di desa. Lihat rencana di Kompas.com.
Peran Pemuda dan Hilirisasi dalam Pembangunan Desa
Yandri juga menekankan peran pemuda pelopor desa dalam Digitalisasi Desa 2025. Pemuda dapat mengelola platform digital untuk promosi produk desa. Selain itu, hilirisasi dengan teknologi China akan meningkatkan nilai tambah produk, seperti kopi atau kerajinan lokal. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat desa meningkat, dan status desa berubah menjadi mandiri. Sebaliknya, tanpa digitalisasi, pengawasan dana desa tetap sulit. Cek program di Kemendes.go.id.
Cara Mengikuti Perkembangan Digitalisasi Desa 2025
Untuk update terbaru tentang Digitalisasi Desa 2025:
- Kunjungi profil Yandri Susanto untuk wawasan kebijakan.
- Ikuti laporan Kemendes PDT 2025 di situs ini.
- Cek program digitalisasi desa untuk detail proyek.
- Pantau berita di Kompas.com.
- Ikuti akun resmi Kemendes PDT di X untuk reaksi langsung.
Kesimpulan: Digitalisasi Desa 2025 menjadi fokus Yandri Susanto untuk mempercepat pembangunan desa melalui kerja sama dengan China. Dengan 12 rencana aksi, termasuk digitalisasi dan hilirisasi, Kemendes PDT menargetkan desa mandiri dan pemerataan ekonomi. Ikuti laporan Kemendes PDT 2025 untuk perkembangan terbaru!