Kematian Affan Kurniawan: 7 Anggota Brimob Dipatsus 20 Hari

kematian Affan Kurniawan
0 0
Read Time:3 Minute, 26 Second

advent1jkt.sch.id – Kematian Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di Pejompongan, Jakarta Pusat, pada 28 Agustus 2025, memicu kemarahan publik. Polisi menetapkan tujuh anggota Brimob melanggar kode etik dan menempatkan mereka dalam penempatan khusus (patsus) selama 20 hari, menurut Kompas. Insiden ini memicu kericuhan di Markas Brimob Kwitang. Artikel ini merangkum kronologi, tindakan polisi, dan respons, merujuk VOI. Lihat juga Kericuhan Demo Jakarta 2025.

Kronologi Kematian Affan Kurniawan

Pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, Affan Kurniawan, pengemudi ojol berusia 21 tahun, terlindas rantis Brimob di Pejompongan, menurut BBC. Ia sedang mengantarkan pesanan makanan, bukan bagian dari demonstrasi DPR, saat insiden terjadi. Affan sempat dilarikan ke RSCM, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Fakta Kronologi:

  1. Insiden terjadi sekitar pukul 20.00 WIB di tengah kericuhan demonstrasi.
  2. Rantis Brimob melaju kencang, menabrak Affan yang sedang mencari rute alternatif.
  3. Video insiden viral di media sosial, menurut post di X (@detikcom).

Selain itu, massa ojol dan warga mendatangi Markas Brimob Kwitang, menuntut keadilan. Oleh karena itu, kericuhan pecah, termasuk pembakaran pos polisi di Senen. Dengan demikian, polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Misalnya, Indonesia Business Post melaporkan kemarahan massa hingga dini hari.

Penempatan Khusus 7 Anggota Brimob

Polisi menempatkan tujuh anggota Brimob dalam patsus selama 20 hari mulai 29 Agustus 2025, menurut INP. Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim menyatakan mereka melanggar kode etik kepolisian. Patsus dapat diperpanjang jika diperlukan.

Detail Penempatan:

  1. Anggota: Bripka R (pengemudi), Kompol C, Aipda R, Briptu D, Bripda M, Bharaka J, Bharaka Y.
  2. Bripka R mengemudikan rantis, Kompol C di sampingnya, lima lainnya di belakang.
  3. Patsus berlangsung hingga 17 September 2025, menurut VOI.

Selain itu, polisi memeriksa tujuh anggota di Divpropam Polri. Oleh karena itu, penyelidikan berfokus pada pelanggaran etik. Dengan demikian, transparansi menjadi prioritas. Misalnya, Kompas melaporkan pemeriksaan dilakukan secara terbuka.

Respons Aparat dan Pemerintah

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf kepada keluarga Affan, menurut BBC. Ia berjanji mengusut kasus secara transparan. Presiden Prabowo Subianto menyatakan kekecewaan dan memerintahkan hukuman tegas bagi pelaku.

Langkah Aparat:

  1. Polisi menahan tujuh anggota Brimob untuk pemeriksaan.
  2. Presiden mengunjungi rumah duka Affan pada Jumat malam.
  3. Pemerintah menjamin kebutuhan keluarga Affan, menurut Indonesia Business Post.

Selain itu, Komnas HAM memantau penyelidikan untuk menilai pelanggaran HAM, menurut VOI. Oleh karena itu, polisi melibatkan pihak eksternal. Dengan demikian, kepercayaan publik menjadi fokus. Misalnya, Detik melaporkan permintaan massa agar pelaku dihukum berat.

Kericuhan Pasca-Insiden

Kematian Affan Kurniawan memicu kericuhan di Markas Brimob Kwitang, menurut post di X (@detikcom). Massa membakar pos polisi di Senen dan melempar batu serta kembang api. Polisi dan TNI mengerahkan ratusan personel untuk mengamankan situasi.

Detail Kericuhan:

  1. Massa menyerbu Markas Brimob pada Kamis malam hingga Jumat.
  2. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.
  3. TNI berpatroli pada Jumat pagi, menurut Kompas.

Selain itu, kericuhan menyebar ke kota lain, seperti Surabaya dan Bandung. Oleh karena itu, polisi memperketat pengamanan. Dengan demikian, situasi berangsur kondusif pada Minggu, 31 Agustus 2025. Misalnya, VOI melaporkan lalu lintas di Kwitang kembali normal.

Implikasi Sosial dan Politik

Kematian Affan Kurniawan mencerminkan ketegangan sosial terhadap aparat, menurut Saibumi. Demonstrasi menyoroti isu tunjangan DPR dan ketimpangan ekonomi. Insiden ini memicu diskusi tentang reformasi polisi dan keamanan publik.

Implikasi Utama:

  1. Publik menuntut reformasi aparat keamanan.
  2. Media sosial mempercepat penyebaran kemarahan.
  3. Pemerintah perlu mengevaluasi pengelolaan demonstrasi.

Selain itu, Gojek menyatakan duka dan menjamin bantuan untuk keluarga Affan, menurut Digivestasi. Oleh karena itu, solidaritas ojol meningkat. Dengan demikian, kasus ini menjadi sorotan nasional. Misalnya, BBC melaporkan tiga kematian lain akibat protes serupa.

Reaksi Publik dan Media Sosial

Publik menuntut keadilan atas kematian Affan Kurniawan melalui tagar #JusticeForAffan, menurut post di X (@detikcom). Pengemudi ojol menggelar aksi solidaritas, termasuk iring-iringan pemakaman pada Jumat, 29 Agustus 2025.

Reaksi Utama:

  1. Ojol: Menggelar aksi damai di Jakarta.
  2. Media sosial: Menyerukan hukuman berat bagi pelaku.
  3. Publik: Menuntut transparansi penyelidikan.

Selain itu, warga menyesali tindakan anarkis, menurut VOI. Oleh karena itu, polisi meningkatkan dialog dengan masyarakat. Dengan demikian, ketegangan dapat mereda. Misalnya, Kompas melaporkan doa bersama ojol untuk Affan.

Kesimpulan

Kematian Affan Kurniawan akibat rantis Brimob memicu tujuh anggota dipatsus 20 hari. Polisi berjanji menyelidiki kasus secara transparan. Publik menuntut keadilan. Cek detail di Kompas!

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %