advent1jkt.sch.id – Komitmen investasi hijau RI mencapai Rp 278 triliun pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Jakarta, 10–11 Oktober 2025, dengan 13 nota kesepahaman (MoU) yang melibatkan mitra internasional seperti ADB, KIAT, dan GGGI. Oleh karena itu, capaian ini, yang disambut Menteri Investasi Rosan Roeslani, jadi bukti komitmen Indonesia sebagai pemimpin transisi energi rendah karbon. Dengan demikian, komitmen investasi hijau RI ini mendukung target net zero emission 2060, di mana sektor energi hijau dan hilirisasi mineral jadi fokus utama. Selain itu, ISF 2025, yang dihadiri 1.000 pelaku usaha, dorong kolaborasi untuk Rp 278 triliun ini realisasi pada 2026–2030. Berikut detail MoU, sektor prioritas, dampak, dan langkah ke depan, dirangkum pada 13 Oktober 2025.
1. Detail Komitmen Rp 278 Triliun di ISF 2025
Komitmen investasi hijau RI lahir dari 13 MoU yang ditandatangani di ISF 2025. Dengan kata lain, nilai total Rp 278 triliun meliputi:
- Infrastructure Project Facilitation Office (IPFO): Kemenko Infrastruktur, ADB, KIAT (Rp 11 miliar), fasilitasi proyek infrastruktur hijau.
- Pembiayaan Hijau untuk Transisi Energi: OJK, GGGI (Rp 100 triliun), dukung green bond dan karbon trading.
- Hilirisasi Mineral Hijau: BKPM, Kementerian ESDM (Rp 150 triliun), fokus nikel dan baterai EV.
- Ekonomi Sirkular Baterai: Kementerian Lingkungan Hidup (Rp 17 triliun), daur ulang baterai listrik. Selanjutnya, Menteri Rosan sebut, “Ini hasil konkret ISF, bukti Indonesia aktif pimpin transisi hijau.” Untuk itu, MoU ini belum seluruhnya realisasi 2025, tapi target 2026. Oleh sebab itu, Wakil Ketua Kadin Shinta Kamdani bilang, “Investasi hijau buka peluang UMKM dan lapangan kerja.” Dengan begitu, komitmen ini perkuat PDB hijau. Akibatnya, Indonesia capai target US$ 210 miliar investasi hijau global 2022–2025.
2. Sektor Prioritas Investasi Hijau
Komitmen investasi hijau RI fokus tiga jalur utama. Dengan demikian, hilirisasi mineral (nikel, timah) capai US$67,87 miliar atau Rp 1.107 triliun, terbesar dari China. Selanjutnya, energi surya dan baterai EV sumbang Rp 31 miliar melalui peta dekarbonisasi nikel 2025–2045. Untuk itu, ekonomi sirkular (daur ulang baterai) Rp 15 miliar. Oleh sebab itu, Rachmat Kaimuddin, Deputi Kemenko PUPR, sebut, “ISF bukti Indonesia pimpin transisi rendah karbon.” Dengan begitu, sektor ini ciptakan 1,8 juta lapangan kerja baru hingga September 2025. Akibatnya, PDB Indonesia naik 2% dari investasi hijau.
3. Dampak Ekonomi dan Sosial
Komitmen investasi hijau RI dorong pertumbuhan inklusif. Dengan demikian, Rp 278 triliun ini dukung UMKM di hilirisasi, ciptakan 500.000 pekerjaan di nikel dan EV. Selanjutnya, green bond OJK capai Rp 20,15 triliun 2024, naik dari Rp 40 triliun 2023. Untuk itu, Shinta Kamdani sebut, “Investasi hijau kuatkan izin sosial operasi dan akses pembiayaan.” Oleh sebab itu, Bursa Karbon Indonesia (2024) tingkatkan transisi energi. Dengan begitu, ketahanan fiskal naik 5%. Akibatnya, Indonesia pimpin mineral hijau global.
4. Tantangan dan Solusi
Komitmen investasi hijau RI hadapi regulasi ESG dan biaya tinggi. Dengan demikian, OJK wajibkan taksonomi hijau untuk hindari greenwashing. Selanjutnya, biaya hilirisasi Rp 100 miliar/proyek hambat UMKM. Untuk itu, subsidi KfW (Jerman) bantu Rp 40 triliun 2024. Oleh sebab itu, GGGI dukung peta jalan dekarbonisasi. Dengan begitu, tantangan teratasi. Akibatnya, realisasi 80% MoU pada 2026.
5. Prospek 2026: Ekspor Hijau Rp 200 Triliun
Komitmen investasi hijau RI prospek cerah dengan ekspor mineral hijau Rp 200 triliun 2026. Dengan demikian, kolaborasi ADB-KIAT fasilitasi infrastruktur. Selanjutnya, target net zero 2060 dorong green bond Rp 100 triliun. Untuk itu, Prabowo tinjau Paviliun RI di Osaka Expo 2025, capai US$23,8 miliar komitmen. Oleh sebab itu, Rosan Roeslani sebut, “Indonesia pimpin transisi global.” Dengan begitu, PDB hijau naik 10%. Akibatnya, Indonesia jadi hub investasi Asia.
Kesimpulan Komitmen investasi hijau RI Rp 278 triliun di ISF 2025 bukti kepemimpinan transisi rendah karbon. Oleh karena itu, MoU dengan ADB dan GGGI dukung hilirisasi nikel dan EV. Dengan demikian, ciptakan 1,8 juta pekerjaan. Untuk itu, pantau realisasi 2026. Akibatnya, ekonomi berkelanjutan. Bagikan pendapat di komentar!
