advent1jkt.sch.id – Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 100% untuk obat-obatan bermerek yang diimpor mulai 1 Oktober 2025, kecuali perusahaan farmasi membangun fasilitas produksi di AS. Tarif Impor Obat USA 2025 ini memicu gejolak saham perusahaan farmasi, terutama di Asia dan Eropa. Artikel ini mengulas kronologi, dampak saham, eksempsi tarif, risiko harga obat, dan prospek industri, berdasarkan data per 28 September 2025, 06:28 WIB.
Kronologi Tarif Impor Obat USA 2025
Trump, melalui Truth Social pada 25 September 2025, tetapkan tarif 100% untuk obat bermerek atau dipatenkan yang diimpor, kecuali perusahaan mulai bangun fasilitas di AS, menurut Reuters lihat rincian. Selain itu, kebijakan ini ikuti ancaman tarif hingga 250% sebelumnya [web:1]. Untuk itu, perusahaan seperti Eli Lilly dan Merck percepat investasi di AS. Meski begitu, pasar saham Asia seperti Chugai Pharmaceutical turun 5,12% [web:13]. Oleh karena itu, kebijakan ini picu reaksi global. Dengan demikian, Tarif Impor Obat USA 2025 jadi sorotan utama.
Dampak pada Saham Perusahaan Farmasi
Saham farmasi Asia seperti Chugai (-5,12%) dan Sumitomo Pharma (-5,21%) anjlok, sementara di Eropa, Novo Nordisk turun 0,43%, menurut Fortune lihat detail. Selain itu, saham AS seperti Pfizer (+0,64%) dan Eli Lilly (+1,13%) naik karena investasi domestik mereka [web:19]. Untuk itu, analis Mizuho sebut dampak tarif “nebulous dan negligible” bagi raksasa farmasi [web:9]. Meski begitu, perusahaan kecil berisiko tinggi. Oleh karena itu, pasar saham terpolarisasi. Dengan demikian, tarif ini guncang dinamika industri.
Eksempsi dan Strategi Perusahaan Farmasi
Perusahaan yang telah memulai pembangunan fasilitas di AS, seperti Novartis dan Roche, terbebas dari tarif, menurut The New York Times lihat wawasan. Selain itu, obat generik dan negara dengan kesepakatan perdagangan seperti UE (tarif 15%) dikecualikan [web:6]. Untuk itu, Eli Lilly investasikan $27 miliar untuk fasilitas baru [web:24]. Meski begitu, perusahaan kecil sulit penuhi syarat. Oleh karena itu, strategi reshoring jadi kunci. Dengan demikian, Tarif Impor Obat USA 2025 dorong investasi domestik.
Risiko Kenaikan Harga Obat
Tarif ini berpotensi naikkan harga obat hingga 14%, terutama untuk konsumen tanpa asuransi, menurut ING [web:10]. Selain itu, rumah sakit hadapi kenaikan biaya obat 20% [web:19]. Untuk itu, analis GlobalData sebut tarif bertentangan dengan janji Trump turunkan harga obat [web:24]. Meski begitu, stok obat yang telah diimpor kurangi dampak jangka pendek [web:9]. Oleh karena itu, konsumen berisiko hadapi inflasi obat. Dengan demikian, kebijakan ini picu kekhawatiran pasokan.
Prospek Industri Farmasi Pasca-Tarif
Industri farmasi catat investasi $350 miliar di AS untuk hindari tarif, menurut postingan X [post:4]. Selain itu, perusahaan besar seperti AbbVie dan Pfizer manfaatkan fasilitas domestik [web:19]. Untuk itu, fokus reshoring bisa perkuat rantai pasok AS baca juga: Dampak Kebijakan Trump pada Industri Farmasi 2025. Meski begitu, perusahaan kecil berisiko tinggalkan pasar AS [web:14]. Oleh karena itu, inovasi dan efisiensi jadi kunci. Dengan demikian, Tarif Impor Obat USA 2025 ubah lanskap industri.
Kesimpulan
Guncang! Tarif Impor Obat USA 2025 Hantam Saham Farmasi setelah Trump tetapkan tarif 100% untuk obat bermerek yang diimpor. Selain itu, saham Asia turun, sementara raksasa AS seperti Pfizer naik. Untuk itu, eksempsi untuk perusahaan yang bangun fasilitas di AS dorong investasi. Meski begitu, risiko kenaikan harga obat mengancam konsumen. Dengan demikian, Tarif Impor Obat USA 2025 ciptakan tantangan dan peluang baru bagi industri farmasi.
