Rupiah Menguat Dolar AS 2025: Melaju ke Rp16.418

advent1jkt.sch.id – Rupiah menguat dolar AS pada penutupan perdagangan Senin sore, 1 September 2025, mencapai Rp16.418 per dolar AS, naik 81 poin atau 0,49% dari perdagangan sebelumnya. Penguatan ini didukung intervensi Bank Indonesia (BI) dan pelemahan indeks dolar. Artikel ini mengulas pergerakan rupiah dan mata uang global, merujuk CNN Indonesia. Lihat juga Berita Ekonomi Indonesia.

Rupiah Menguat Dolar AS: Penutupan 1 September

Rupiah menguat dolar AS pada 1 September 2025, ditutup pada Rp16.418 per dolar AS, naik 0,49% atau 81 poin dari penutupan sebelumnya, menurut Kompas. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI mencatat rupiah di Rp16.463 per dolar AS. Penguatan ini kontras dengan prediksi pelemahan akibat kerusuhan demonstrasi, menurut Bisnis.com.

Perbandingan Mata Uang Asia

Mata uang Asia menunjukkan pergerakan bervariasi. Baht Thailand naik 0,12%, dolar Singapura naik 0,03%, sementara yen Jepang turun 0,07% dan ringgit Malaysia melemah 0,20%, menurut Reuters. Rupiah menguat dolar AS lebih signifikan dibandingkan mata uang tetangga, didorong oleh intervensi BI yang agresif di pasar spot dan obligasi, menurut Bloomberg.

Mata Uang Negara Maju

Mata uang negara maju juga beragam. Euro Eropa menguat 0,28%, poundsterling Inggris naik 0,18%, dan dolar Australia naik 0,12%, sementara franc Swiss melemah 0,14%, menurut CNN Indonesia. Penguatan ini sejalan dengan ekspektasi pelonggaran moneter global, terutama dari Federal Reserve (the Fed), menurut Reuters.

Faktor Penguatan Rupiah

Rupiah menguat dolar AS berkat intervensi BI di pasar valuta asing dan obligasi, menurut analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, dikutip dari Kompas. Indeks dolar AS melemah karena prospek pemangkasan suku bunga the Fed dan putusan pengadilan AS yang membatalkan tarif perdagangan era Trump sebagai inkonstitusional, menurut Bloomberg. Intervensi BI menahan tekanan dari kerusuhan domestik, menurut Bisnis.com.

Konteks Ekonomi Global

Penguatan Rupiah menguat dolar AS terjadi di tengah ketidakpastian global. Indeks dolar AS turun 0,3% menjadi 101,2, terendah dalam tiga bulan, menurut Reuters. Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed pada September 2025, setelah data inflasi PCE stabil di 2,5%, mendukung mata uang emerging markets seperti rupiah, menurut Bloomberg. Namun, kerusuhan di Indonesia, termasuk kematian pengemudi ojol Affan Kurniawan, meningkatkan risiko volatilitas, menurut Kompas.

Kesimpulan

Rupiah menguat dolar AS ke Rp16.418 pada 1 September 2025, didorong intervensi BI dan pelemahan dolar AS. Meski kerusuhan domestik mengancam, rupiah unggul dibandingkan mata uang Asia lainnya. Prospek suku bunga the Fed dan stabilitas domestik akan menentukan tren selanjutnya. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Berita Ekonomi Indonesia atau Analisis Nilai Tukar Rupiah.